Gak Ada yang Mustahil Bagi Tuhan

Lumayan lama aku gak nge-blog, dan Tuhan juga banyak bikin Mujizat dalam sebulan lebih ini. Kali ini aku mau bagiin pengalamanku yang membuktikan bahwa Tuhan emang dokter terbaik. Jadi berawal dari tanggal 15 Mei, aku, dan temen-temen gerejaku, juga beberapa pendoa kota, dateng ke Stadion Canda Bhirawa di Pare-Kediri buat prepare KKR Pak Niko Njotorahardjo tanggal 16 Mei. Dan karena aku salah satu tim pendoa, jadi aku dateng ke Stadion untuk doa.
Aku dan temen-temen pendoa

Saat itu aku berangkat dengan kak Albert, teman pemudaku, dan ada sedikit kecelakaan waktu itu. Waktu itu sudah malam, parkir stadion sudah tutup, jadi motor-motot harus di parkir di dalam stadion agar tidak hilang. Sepeda motor yang kami tumpangi harus di naikkan ke tangga yg tingginya -+ 10cm untuk di parkir di dalam stadion dan karena kurang hati-hati, kakiku terlindas roda sepeda motor hingga berdarah. Awalnya gak terasa sakit, aku bahkan gak tau kalau kakiku berdarah karena emang gak terasa sakit dan saat itu di stadion gelap. Tapi lama kelamaan terasa nyeri juga dan saat aku cek, ternyata ujung jempolku sudah berdarah.

Tapi karena tujuan utama aku ke Stadion adalah untuk berdoa, jadi aku terus melakukan apa yang sudah seharusnya di lakukan. Aku berdoa, aku memaksakan kakiku yang semakin nyeri untuk berjalan, menari dan bermain Banner. Satu yang di pikiranku saat itu, "Kalau aku berhenti, Tuhan jg berhenti bikin mujizat, dan iblis menang" jadi aku terus menari tanpa pedulikan sakit di kakiku. Selesai doa, aku sempat lega karna kita bakal pulang. Tapi Tuhan maunya lain. Tuhan ingin aku san beberapa orang yang lain tetap di stadion, melakukan peperangan roh, doling di sekeliling stadion. Saat itu aku mendapat bagian untuk membawa tambourine bersama 4 teman ku yang lain sedangkan sisanya ada yang membawa Banner, membacakan deklarasi, membawa hati, membawa bunga, dll. Dengan kaki yang nyut-nyut an aku berjalan, memainkan Tambourine, dan terus bernyanyi dengan keras, mengelilingi Stadion 7 kali putaran. Dan mujizat terjadi di sini. Saat dengan semakin kuat aku bernyanyi, semakin kuat aku bermain tambourine, kakiku semakin gak terasa sakit. Aku semakin bersemangat mengelilingi stadion malam itu. Dan akhirnya kita selesai mengelilingi stadion setelah putaran ke 7. Kita menyelesaikan doa keliling ini tanpa rasa lelah sedikitpun.

Selesai doa, aku dan teman-temanku pulang ke rumah masing-masing. Sampai di rumah, aku membersihkan luka di jempol ku dan saat ku perhatikan ternyat lumayan parah juga. Aku membersihkannya dari pasir-pasir stadion yang menempel di lukaku dan aku beri dengan obat.

Keesokan harinya, salah seorang temanku mengirimkan SMS padaku. Dia bilang, dia sangat ingin datang ke KKR pak Niko hari ini tapi dia gak ada kendaraan dan agar bisa ke KKR, dia harus menyewa sepeda motor beberapa jam dan membayar Rp. 30.000. Aku sih setuju aja, dia mau datang pakai apa yang penting dia datang. Tapi ternyata dia tidak mau menyewa sepeda motor, karena masalah uang. Ntah karena uangnya mepet, atau gimana aku juga gak tau. Dan dia mau datang KKR apabila aku memberi dia uang Rp. 30.000 kepadanya untuk membayar sewa motor. Dan yang kulakukan pertama kali saat membaca SMS itu adalah mengecek uangku. Ternyata uangku tinggal Rp. 32.500 dan jika ku berikan Rp. 30.000 ke dia artinya uang ku tinggal Rp. 2.500. Dan setelah tau bahwa aku masih bisa memberi dia Rp. 30.000, aku segera SMS ke dia untuk menyewa sepeda motor dan aku yang akan bayar sewa motornya yang artinya uangku habis. Tapi aku gak peduli, yang penting temanku bisa datang KKR dan mendapat berkat.

Setelah selesai dengan urusan sewa motor, aku berangkat ke stadion karena mulai dari jam 2 siang, kami pendoa sudah harus ada di Stadion untuk prepare KKR jam 5 sore. Kami melakukan tugas masing-masing, ada yang di khususkan untuk berdoa, ada yang membawa banner di sekeliling stadion, ada yang membawa bunga, dan ada yang membawa tambourine. Saat itu aku membawa Tambourine. Walau acara di mulai jam 5 sore, tapi kami sudah mulai berdoa, mulai memainkan banner, memainkan tambourine kami dari jam 3 sore di sekeliling stadion.

Jam 4 sore, mendadak stadion menjadi sangat-sangat mendung. Beberapa orang sudah mulai berkata "wah ini pasti sepi nih, ujan sih". Tapi tiba-tiba aku mendapat SMS dari leader kami, menyuruh kami bersatu, unity menyanyikan Oleh Darah Anak Domba sambil memainkan senjata yang kami pegang dengan kuat, untuk menahan hujan agar tidak turun. Kami sepakat, dan kami mulai bernyanyi, kami menggunakan senjata kami dengan kuat. Tapi air hujan mulai turun perlahan, awan semakin mendung, badan kami mulai basah dengan air gerimis. Dan aku mendapat SMS lagi dari leader ku, untuk bernyanyi Hossana In The Highest dan semakin kuat menggunakan senjata kami. Di saat kami menyanyikan lagu tersebut, perlahan angin bertiup dan mengusir awan mendung itu. Melihat itu, aku semakin kuat menyanyikan dan menggunakan tambourine hingga tangan mulai biru-biru. Tapi aku gak akan berhenti sampai KKR selesai.

Kami terus berperang, kami terus berdeklarasi, kami terus menggunakan senjata kami, untuk menahan hujan, untuk mengundang hadirat Tuhan, sampai acara selesai jam 8 malam. Bahkan disaat beberapa temanku mulai kelelahan dan berhenti menggunakan Tambourine dan Bannernya, aku terus menggunakan Tambourine ku. Jangan berhenti ketika kamu lelah tetapi berhentilah saat kamu SELESAI. 

Setelah selesai KKR dan aku sempatkan bertemu teman ku untuk memberi uang ku Rp. 30.000 kepadanya, aku dan teman-temanku berdoa dan kami pun kembali ke rumah masing-masing. Sampai di rumah, aku memeriksa keadaan kakiku. Ternyata sudah bengkak dan sempat membuatku kesulitan berjalan. Tapi untuk sesuatu yang besar, memang harus ada harga yang dibayarkan. Jadi walau aku gak bisa jalan, aku tetap senang bisa Tuhan pakai buat saluran berkat buat orang lain. Ya untungnya kaki ku bengkak saat udah mau pulang, dan bukan saat KKR.

Beberapa hari setelah kejadian itu, banyak orang yang bilang kalau kuku kakiku akan lepas dengan sendirinya, kemudian akan tumbuh kuku baru. Ada juga yang bilang harus di bawa ke dokter dan di beri obat khusus yang di beli di rumah sakit agar tidak infeksi dan bernanah. Dan karena setiap aku menggerak--gerakkan jempolku, terdengar bunyi krek krek krek, ada juga yang bilang kalau aku harus Rontgen ke rumah sakit karena takutnya kakiku retak.

Tapi Tuhan itu dokter terhebat. Baru satu minggu setelah kejadian, luka di jempolku mengering dan sembuh. Tanpa obat dari rumah sakit, tanpa nanah, tanpa kuku lepas dan tumbuh lagi, bahkan tanpa rontgen karena secara ajaib kakiku sudah gak bunyi krek krek krek lagi.

Seminggu itu, Tuhan menunjukkan kalau Dia adalah dokter bagi hidupku dan hidupmu. Tuhan juga membawa kita untuk menyaksikan dan merasakan apa yang gak pernah kita lihat, dan kita pikirkan bahkan untuk menahan hujan sekalipun kita bisa lakukan kalo motivasi kita bener dan kita sehati dengan Tuhan. Gak peduli apa yang terjadi kepadamu, jangan pernah berhenti menyukakan Tuhan karena Tuhan juga gak pernah berhenti untuk menyukakan kita dengan mujizat-mujizatnya. Selain itu, jangan mengeluh, jangan protes dan jangan menahan apa yang seharusnya kamu lakukan untuk orang lain. Lakuin aja dengan hati sukacita, karena Tuhan akan dengan cepat mengembalikan apa yang kamu berikan untukNya. Terus melekat, terus lihat semuanya dari cara pandang Tuhan, terus berpikir positif terutama disaat sesuatu yang gak enak terjadi dalam hidup kita. God Bless :)

Komentar