Sebagian dari kita pasti tau perumpamaan atau kisah tentang Kisah Burung Rajawali yang menjadi anak ayam. Kalo belum tau, gini kisahnya..

Suatu hari si Induk Rajawali sedang mencari tempat untuk dia mengeluarkan telurnya. Dia terbang di atas pepohonan, mencari tempat yang pas untuk dia mengeluarkan telurnya. Intinya, dia sedang mencari tempat untuk bersalin, hahaha... Sampai akhirnya, dia menemukan sebuah pohon yang menurutnya cocok untuk dia mengeluarkan, dan menetaskan telurnya. Setelah dia mengeluarkan telurnya, sang induk rajawali ini pergi untuk mencari mangsa untuk dia makan. Dan tanpa diketahuinya, hembusan angin yang sangat kencang berhembus dan menjatuhkan telurnya. Tidak jauh di bawahnya, ada peternakan ayam dengan banyak ayam betina. Peternakan itu begitu ramai dengan suara ayam. Ada yang sedang mencari makan, ada yang berjalan-jalan kesana kemari, ada yang mengepak-kepakkan sayapnya, dan ada juga yang sedang bertelur. Induk ayam yang sedang bertelur ini menngumpulkan telur-telurnya jadi satu untuk dia erami. Tanpa sepengetahuan dia, telur Rajawali yang jatuh tadi, menggelinding dan bersatu dengan telur-telur ayam tersebut (oke abaikan ketidak masukakal an dalam perumpamaan ini).
Induk ayam tidak menyadari adanya tambahan dalam telurnya karena baginya, telur Rajawali itu sama dengan telur-telur ayam miliknya. Sang induk mengerami telur-telurnya hingga semua telur itu menetas. Setelah menetas, seekor ayam akan belajar mencari makan untuk mereka hidup dan begitu pula Rajawali ini, yang mengira dia adalah seekor ayam karena dia berada di lingkungan ayam. Dia mengais-ngais tanah, mencari cacing, dan melakukan semua yang dilakukan ayam pada umumnya. Tapi dia penasaran, kenapa dirinya berbeda dengan saudara-saudara ayamnya yang lain, kenapa dia kesulitan untuk mengais-ngais tanah, kesulitan untuk mencari cacing, dan melakukan semua yang dilakukan ayam-ayam lainnya. Hal itu dikarenakan karena dia tidak tinggal dalam habitatnya, tidak menghidupi panggilannya yaitu seekor Rajawali yang besar.
Suatu hari dia mendongak kelangit dan melihat Seekor Rajawali terbang dengan tenangnya di langit. Anak Rajawali ini berpikir, "Alangkah enaknya kalau aku bisa terbang seperti burung tersebut. Gak perlu susah-susah ngais-ngais tanah gini, susah-susah cari cacing. Kalau aku jadi burung itu, aku pasti dapat dengan mudah menemukan mangsa"
Akhirnya, karena dorongan dari dalam tubuhnya untuk belajar seperti burung Rajawali tadi, Anak Rajawali ini belajar cara terbang seperti Rajawali. Walaupun awalnya dia terjatuh, dia di tertawakan oleh seluruh ayam-ayam disekelilingnya, dan mungkin dia sudah dianggap gila oleh ayam-ayam yang lain, tapi dia terus belajar. Dan karena habitat aslinya, panggilan Anak Rajawali ini sesungguhnya adalah seekor Rajawali, maka tidak susah buat dia untuk belajar terbang bagaikan Rajawali.
Disini kita akan belajar sedikit tentang hidup Rajawali. Kita sebagai manusia harus punya sikap seperti Rajawali. Salah satu mengapa saya kagum dengan Rajawali adalah cara dia hidup. Jika hewan atau burung lain akan segera bersembunyi saat badai datang, tidak demikian dengan Rajawali. Rajawali akan menyambut kedatangan badai itu dengan senang hati. Mengapa?? Karena menurutnya saat badai datang, dia punya kesempatan untuk dapat terbang makin tinggi menembus angkasa. Kemampuan ini dimiliki Rajawali karena dia tau cara menghadapi badai. dia tidak pernah melawan badai dengan mengepak-kepakkan sayapnya berulang kali. Tapi Rajawali hanya membentangkan sayapnya dan dia akan "bermain-main" dengan badai yang akan menghantarkan dia pada ketinggian yang tak terbatas.
Selain itu, Rajawali jugaakan melewati "badai-badai" yang lain dalam hidupnya. Seekor Rajawali bisa mencapai umur 70 tahun. Tapi umur 70 tahun itu tidak cuma-cuma dia dapatkan. Umur 70 tahun adalah sebuah pilihan bagi Rajawali. Dia ingin hidup sampai 70 tahun, atau 30 tahun.
Ketika Rajawali berumur 40 tahun, untuk dapat melanjutkan hidupnya sampai 70 tahun, dia harus melewati masa-masa yang berat. Seekor Rajawali harus menentukan pilihan untuk melewati masa-masa berat itu, atau melewati sisa hidup yang "nyaman-nyaman" saja namun singkat menuju kematian.
Pada umur 40 tahun, paruh Rajawali sudah sangat bengkok dan panjang hinggamencapai lehernya dan dia akan kesulitan untuk makan. Cakar-cakarnya sudah tidak tajam. Selain itu bulu pada sayapnya sudah sangat tebal sehingga ia sulit untuk dapat terbang tinggi.
Bila seekor rajawali memutuskan untuk melewati transformasi tubuh yang menyakitkan itu, maka dia harus terbang mencari pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut. Dia akan mematuk-matukkan paruhnya ke bebatuan di gunung sehingga paruhnya akan lepas. Setelah beberapa lama paruh barunya akan muncul, dan dengan menggunakan paruhnya yang baru itu, dia akn mencabut kuku-kuku lamanya sehingga kuku-kuku baru akan muncul. Dan setelah kuku-kuku baru yang lebih tajam sudah muncul, dia akan mencabuti semua bulu-bulunya sehingga bulu-bulu baru akan tumbuh pada sayapnya sehingga Rajawali dapat terbang kembali dan melewati kehidupan normalnya.
Selain kedua hal diatas, Rajawali juga mempunyai selaput pada matanya, selaput yang tidak dipunyai oleh burung-burung lain, sehingga dia bisa terbang menuju matahari. Rajawali akan terbang ke matahari disaat dia dikejar oleh mangsa-mangsanya, contohnya burung Nazar yang tidak pernah terbang sendirian tapi selalu bergerombol. Pada saat di kejar oleh mangsanya, Rajawali akan terbang ke matahari sehingga mata musuh-musuhnya akan terbakar karena sinar matahari dan musuhnya pun akan berbalik, dan tidak mengejar Rajawali lagi. Dan ketika semua musuhnya sudah berbalik, maka Rajawali akan balik menerkam para musuh-musuhnya tanpa diketahui oleh musuhnya karena mereka tidak mendengan Rajawali berbalik karena burung-burung lain tidak ada yang memiliki pendengaran yang setajam Rajawali.
Tuhan mau kita menemukan destiny kita. Dan kalo kita tau destiny kita, kita tidak akan takut terhadap apapun, menghadapi apapun. Destiny kita bukan anak ayam, tapi Rajawali maka kamu tidak perlu takut terhadap burung nazar burung nazar dalam hidup kita Jika kita tau bahwa kita adalah Singa dari Yehuda, dan bukan seekor kucing, maka kita tidak perlu takut terhadap kucing-kucing liar dalam hidup kita. Kita akan dengan cepat mengaum dengan kuat. Maka ketika kamu mengaum, kamu sedang mengeluarkan destinymu. Destiny adalah sesuatu yang membuat dirimu ada di habitatmu, yang saat kamu mengalami sesuatu masalah, itu tidak akan membuatmu goncang tapi kamu akan jadi semakin kuat, makin teguh. Teguh itu sama aja dengan bandel (dalam hal positif). Bahkan sampai iblis pun gak bisa ngerjain kita karena saking bandelnya kita sama Tuhan, saking kuatnya kita sama Tuhan. Saking bandelnya kita sampai iblis berpikir, "wah kalo aku ngerjain orang ini, malah bakal buang-buang waktu" dan akhirnya iblis cari mangsa lain, karena kerjaan iblis emang cuma cari mangsa. Dan ketika iblis tau bahwa hidup kita gak bisa dimangsa, maka dengan cepat iblis akan keluar dari hidup kita.
Saya berdoa kita semua tau apa destiny kita masing-masing karena setiap orang punya destiny yang berbeda dihadapan Tuhan. Kelak saya akan membahas tentang destiny panggilan. Panggilan itu apa?? Panggilan itu sama dengan Pekerjaan. Kita semua punya fungsi, tapi fungsinya bermacam-macam. Yang paling simpel, ada 6 panggilan. Yaitu Imam, Tentara, Pilar, Mempelai, Pekerja, dan Raja. Maka ketika kita tau apa panggilan kita, itu membuat setiap potensi-potensi di dalam kita itu keluar. Dilahirkan. Dan itu akan membuat kita semakin kuat di dalam Tuhan..
Ku bawa hidupku seutuhnya
Ku bawa masa depanku semuanya
Dihadapan MezbahMu ku bersujud
Di hadapan AltarMu ku bertelut
Semua Destiny ku kuperhadapkan
Semua kekuatan hanya dariMu
Tak ada yang bisa kulakukan
AnugrahMu bawa ku sampai akhir
Bawa ku terbang dengan sayap AnugrahMu
Topang diriku selesaikan Destinyku
Biar cintaku hanya menjadi milikMu
Ini gairahku, tuntaskan semua
Bawa ku terbang dengan sayap anugrahMu
Seret dagingku selesaikan panggilanku
Biar cintaku hanya menjadiMilikMu
Ini rinduku, genapkan semua hanya BagiMu
Ingatkan diriku dari mana ku diambil
]Tangan KeajaibanMu yang telah mengangkatku
Oleh Darah dan Jaminan Anak Domba
Genap dan Tuntas dan Utuh Destinyku
Komentar
Posting Komentar